BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas Alam Terbuka ( Outdoor Activity ) seperti kegiatan Gunung Hutan atau mendaki gunung dan penjelajahan hutan, adalah suatu kegiatan petualangan yang penuh tantangan dan beresiko tinggi. Kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi, dan untuk menghadapi kegiatan petualangan yang mempunyai risiko tinggi, seseorang harus betul-betul mempersiapkan dirinya seoptimal mungkin. Bahaya dan tantangan yang seolah ingin mengungkuli merupakan daya tarik dari kegiatan petualangan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan agar dapat menyatu dengan alam. Didalam kegiatan petualangan Gunung Hutan ada dua faktor bahaya yang mengancam keselamatan, jiwa yaitu; bahaya yang datang dari diri sendiri atau (Bahaya Objektif) dan bahaya yang tidak dapat diramalkan yang datang dari alam itu sendiri (Bahaya Subjektif).
Di Indonesia sebagian besar daratannya merupakan hamparan dari gunung-gunung dan hutan (walaupun telah banyak terjadi kerusakan ). Ketika kita mulai berpikir untuk melakukan kegiatan petualangan, penjelajahan hutan dan pendakian gunung serta mungkin kegiatan petualangan lainnya, yang perlu dipersiapkan dari diri kita adalah kesiapan fisik, mental dan pengetahuan/keterampilan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi inti permasalahan adalah “Bagaimana cara menerapkan ilmu tentang gunung hutan?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah maka yang menjadi dari tujuan penulisan adalah Memahami segala ilmu tentang gunung hutan khususnya “cara bertahan hidup(survive) di hutan ketika terjadi musibah atau kondisi yang mengancam keselamatan” sebelum melakukan petualangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Bertahan hidup
Banyak versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa inggris survivor atau to survivor yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena menyelamatkannya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Banyak orang berasumsi, membawa benda-benda untuk alat bertahan hidup di alam bebas (Survival Kit) sewaktu bepergian, rasanya ribet atau bikin repot. Tapi bagi kita yang mempunyai hobi di alam bebas sebagai penggiat pecinta alam, harus dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat sampai hal yang kecil sekalipun sangat diperlukan. Telah banyak kejadian yang membuktikan pada peristiwa kecelakaan di laut dan udara,korban yang kebetulan menyelamatkan banyak orang tidak siap bertahan hidup. Padahal upaya penyelamatan oleh tim SAR atau polisi belum tentu segera datang. Tak ada pilihan, korban harus bertahan hidup di alam yang sama sekali asing. Jika tanpa persiapan, ditambah kelelahan mental dan fisik, nyawa bisa jadi taruhannya.Hal ini secara tidak langsung dan juga tidak dapat kita duga dapat terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Bagaiman jika mimpi buruk tersebut terjadi pada kita ? Apa yang dapat kita lakukan dan kita lakukan jika kita berada dalam keadaan tersebut.
Persiapan menghadapi situasi buruk sebenarnya sederhana. Sebelum perjalanan, paling tidak semua perlengkapan penyelamatan diri yang standar bisa disiapkan. Misalnya, jika akan berperahu melintasi sungai atau laut, siapkan pelampung yang memadai. ” jangan menyepelekan alat-alat standar! Karena inilah gantungan hidup kita jika terjadi sesuatu”. Dalam melakukan perjalanan kita harus mempersiapkan bekal pribadi, terutama peralatan bertahan hidup (Survival Kit), juga harus memadai. Barang-barang kecil yang sangat vital harus tersedia seperti lampu senter, korek api, pisau lipat kecil, peralatan jahit, pluit, tisu basah, perlengkapan P3K, obat-obatan, dan lain-lain. Meski perjalanan dirasa tidak terlalu jauh, biasanya juga selalu membawa makanan dan minuman cadangan. Setelah semuanya siap, tempatkan peralatan dan perlengkapan tadi ke dalam sebuah wadah atau tas yang memenuhi syarat, seperti cukup ringan, kuat dan tahan air. Buat perbedaan antara wadah tadi dengan tas atau barang-barang lain, agar mudah dikenal. Tempatkan juga di runag yang mudah terjangkau, jangan sampai kita bingung harus memprioritaskan barang mana yang harus diselamatkan saat kecelakaan.
Langkah-Langkah Bertahan Hidup
Seseorang yang tidak diketahui namanya telah menyusun kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris yang merangkai kata SURVIVAL. Kalimat-kalimat ini menggambarkan prinsip-prinsip ataupun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang survivor, yaitu:
1. S : (Sadari situasi kritis), pandailah dalam menilai situasi, setiap kondisi lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul diperhatikan agar selamat.
2. U : (Untung rugi tanggung sendiri), selamat terburu-buru, biar lambat asal.
3. R : (Rasa Takut Hilangkanlah), Ingat dimana kamu berada. Baik posisi secara harfiah berarti lokasi dimana berada maupun posisi yang berarti kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.
4. V : (Vakum Segera Diisi), Kuasai diri dari rasa takut dan panik yang dapat menumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
5. I : (Ingatlah Kita Ada Dimna), Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan segenap kemampuan dan pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.
6. V : (Viva Hidup Hargailah), Hargailah kehidupan. Jangan sia-siakan hidup dengan mengambil keputusan yang ceroboh.
7. A : (Adat Istiahat Setempat Hormatilah), Sesuaikan diri dengan penduduk setempat, sesuaikan diri dengan lingkungan disekitarmu.
8. L : (Latihlah Diri Sendiri), Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah kemampuan di alam bebas.
BAGAIMANA JIKA TERSESAT?
Jika Anda tersesat atau mengalami musikbah, ingat-ingatlah arti survival, agar dapat
Membantu Anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan ketika Anda tersesat adalah sebagai berikut,
Gunakanlah istilah “STOP”
S : BERHENTI/Duduk (
Berhenti dan duduklah )
T : Berpikir (
Pikirkanlah )
O : Observasi ( Mengamati wilayah sekitar )
P : Perencanaan (
Membuat rencana tindakan apa yang harus dilakukan )
Kemampuannya dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi dengan masyarakat umum. Dilihat dari kondisi alam Indonesia maka kelangsungan hidup pengetahuan ini harus disesuaikan, juga dengan iklim tropis yang ada di negara kita. Daerah di Indonesia yang akan ditemui adalah : hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapai dan lain sebagainya. Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu masalah/bahaya yang ada di alam (bahaya obyektif), masalah yang menyangkut diri kita sendiri (bahaya subyektif). Ada beberapa aspek yang akan muncul dalam menghadapi survival:
1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, stres, bosan, putus asa dll. Pengaruh psikologis yang disebabkan karena perasaan terasing
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.Pengaruh Fisikologis yang disebabkan karena kelelahan, dan kurang tidur
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna , dll.
Pada proses survival terdapat dua macam pengelompokannya yaitu, survival individu dan survival kelompok.
1. Dalam kelestarian hidup individu atau dirinya sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
2. Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedia banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang menghadangnya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak demi kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkendali maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota kelompok. Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;
1. Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan menjadi milik bersama.
2. Melakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat terselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
3. Mengumpulkan rasa kebersamaan dan kepercayaan dalam kelompok. Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu keputusan akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-benar pasti dalam setiap mengambil keputusan.
Komponen dasar survival
Sikap mental berupa hati yang kuat bertahan hidup, mengutamakan akal sehat, berpikir jernih, optimis dan berikut adalah komponen pokok survival
• kondisi fisik yang fit dan kuat
• tingkat pengetahuan dan keterampilan
• pengalaman dan latihan
• perlengkapan berupa survival kit
Kebutuhan Dasar Bertahan Hidup
adapun yang menjadi kebutuhan dasar dalam survival adalah sebagai berikut :
A.
Udara
1. Udara yang tidak perlu dimurnikan Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan tidak berbau. Contoh air : air minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga, lumut dan daun-daun yang lebar.
2. Air yang perlu dimurnikan Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa Contoh air : air sungai besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah sungai yang kering, air dari pohon batang pisang.
Cara membuat filter udara
Bahan-Bahan Yang Dibutuhkan :
Untuk membuat filter udara dengan botol Aqua, Anda memerlukan bahan-bahan berikut:
– Botol Aqua bekas
– Pasir
– Arang kayu
– Batu kerikil kecil
– Media filter seperti kain kasa atau kapas, tisu
– Gunting
– Air keran
Langkah-Langkah Membuat Filter udara
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat filter udara menggunakan botol Aqua:
1. Bersihkan botol Aqua bekas dan keringkan secara menyeluruh.
2. Buat lubang kecil di bagian bawah botol Aqua menggunakan gunting.
3. Lubangi tutup botol Aqua tersebut agar nantinya udara dapat mengalir dengan lancar.
4. Siapkan arang kayu dan batu kerikil kecil. Masukkan arang kayu terlebih dahulu sebagai lapisan pertama ke dalam botol Aqua, kemudian tambahkan lapisan batu kerikil kecil.
5. Langkah selanjutnya adalah menambahkan lapisan pasir di atasnya dengan menggunakan jumlah yang cukup agar dapat menampung udara dengan maksimal.
6. Gunakan media filter seperti kain kasa atau kapas untuk menutup lapisan pasir.
7. Saat semuanya sudah siap, masukkan air keran ke dalam lubang atas botol Aqua dan biarkan udara mengalir melalui media filter serta lapisan-lapisan lainnya secara alami.
8. Segera periksa kebersihan udara yang telah disaring melalui botol Aqua tersebut, dan gunakanlah udara yang telah terfilter dengan baik untuk kebutuhan sehari-hari.
B. Makanan
Saat sumber makanan yang dibawa semakin berkurang, kita dapat memanfaatkan sumber makanan dari alam berupa flora ( tumbuhan ) dan fauna ( hewan ). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan adalah buah, batang, daun, dan akar (umbi). Hal yang harus diperhatikan dalam mengonsumsi tumbuhan:
• hindari tumbuhan yang berwarna mencolok
• hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman dimakan
• mencoba bersilang sedikit atau memamerkan ke kulit.. biasanya tumbuhan yang berbahaya akan menimbulkan efek gatal, merah dan panas pada tubuh
• -variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari pembekuan zat yang mungkin berdampak buruk bagi kesehatan
• jangan memakan tumbuhan yang dianggap untuk dimakan. Hampir semua unggas dan ikan dapat dijadikan sumber makanan, begitu juga dengan beberapa serangga, reptil, dan mamalia. Kendala utama untuk mendapatkan hewan - hewan pembohong tersebut adalah cara menangkapnya. Oleh karena itu perlunya membuat perangkap (trap) untuk mempermudah menangkap hewan pembohong tersebut.
C. Shelter / Bivak
Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan kenyamanan dan melindungi dari panas, dingin, hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam seperti gua, lubang pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda, plastik dan ponco atau menggunakan bahan dari alam seperti daun - daunan atau mengomel. hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan shelter/bivak :
• Usahakan dirikan bivak di daerah yang datar
• Perhatikan arah mata angin
• Bagian yang berlubang pada bivak letakan dalam posisi bersilang dengan arah mata angin
• Jangan membangun bivak di daerah yang cekungJangan membangun bivak di dekat aliran sungai, tapi harus dekat dengan sumber air.
• Jangan melakukan bivak di dekat pohon yang sudah mati walaupun ia masih berdiri tegak
. • Bivak jangan sampai bocor
• Jangan telalu merusak alam sekitar
• Terlindung langsung dari angin
• Tidak berada dilintasan binatang buas ada beberapa macam bahan pembuatan bivak. Secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu,
1. bivak alam : pohon (pucuk), daun-daun, gua (lubang)
2. bivak modern (ponco)
Jenis-jenis bivak yang dapat dibuat :
1. Bivak standart adalah bivak yang dengan tali melingkar dan di jarakkan antara dua pohon pada sisisnya kemudian di atasnya ditaruh parasut.
2. Bivak sisi terbuka yaitu dengan cara meronpakkan batang-batang kayu dan daun-daun pada sisinya yang masih terbuka di atasnya. Daun-daun, mengomel-ranting kecil di gunakan agar bivak hangat.
D. Api
“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting yang harus kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya sebagai penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak, memberi tanda-tanda atau kode dll. Bila mempunyai bahan membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata. Teknik membuat api tampa korek api.
Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya. Bila mempunyai bahan membuat api yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata. Membuat perapian merupakan salah satu teknik kehidupan di alam bebas yang sangat penting terutama dalam kondisi kehidupan berkelanjutan. Selain itu perapian juga memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan nyaman jika berada dalam kedamaian. Namun perapiannya semakin besar, pengawasannya juga harus lebih ketat karena kemungkinan terjadinya kebakaran juga semakin besar. Selain itu kita dituntut untuk sebijaksana mungkin memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan. Namun, terlebih dulu kita harus kembali mengingat tiga unsur penting dalam membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan bakar dan udara. Setelah hal ketiga ini terpenuhi maka penyusunan bahan bakar perapian menjadi hal yang sangat penting. Selalu persiapkan terlebih dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah bahan ini berdasarkan ukurannya. Pisahkan mengomel-ranting kecil dengan mengomel yang agak besar dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah, sisiklah terlebih dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan pada batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.
• teknik membuat api, yaitu:
1. Dengan lensa / Kaca pembesarFokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu. Cara ini adalah cara yang paling sulit, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu hingga panas dan kemudian mendekati bahan penyala, sehingga terbakar.
3. Busur dan gurdi. Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan menyediakan bahan penyala agar mudah ditebak.Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren.
Dalam menyalakan api khususnya didaerah yang lembab, persiapkan jenis bahan sebagai berikut;
1. Tinder (penyala), bahan kering yang akan menyala dengan panas atau percikan api.
2. Kindling (pemancing), bahan yang sudah disiapkan dan mudah menyala yang akan ditambahkan setelah bahan tinder menyala.
3. Bahan bakar (bahan bakar), bahan ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru membutuhkan bahan pembakar yang agak besar dan terbakar secara pelahan-lahan.
Untuk daerah yang lembab (hutan hujan tropis) seperti kebanyakan hutan di Indonesia, cara efisien dan efektif adalah menggunakan korek api dan lilin agar tidak cepat mati. Akan tetapi jika tidak menyalakan api, ada beberapa cara yang dapat dicoba. Tetapi ingat cara ini memerlukan ketekunan dan kesabaran. Oleh karena itu bawalah selalu SURVIVAL KIT dalam setiap perjalanan. Setelah dapat membuat api maka pengetahuan memasak dalam survival juga perlu dipelajari. Memasak dalam survival adalah memberikan perlakuan terhadap bahan yang tersedia di alam untuk dimanfaatkan (dimakan). Tujuan dari memasaknya; mengadakan sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah dicerna, menambah kenikmatan, dan lain-lain.Apabila kita membawa peralatan memasak lengkap tentu tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi apabila peralatan kita minim atau bahkan tidak membawa peralatan masak kita bisa menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana.
Cara memasak tersebut di antaranya:
1. Memasak dengan menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang akan kita gunakan bersih.
2. Dengan menggunakan bambu, ambillah batang bambu yang masih muda / masih hidup. Potong sesuai ukuran yang diperlukan. Masukkan beras atau bahan makanan ke dalam lubang bambu jika perlu ditambah udara. Masukkan bambu tersebut ke dalam bara api.
3. Buatlah dengan menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah secukupnya lalu daun tersebut dialasi dengan daun yang lebar yang bisa menahan udara. Masukkan beras yang telah dicuci dan direndam beberapa saat ke lubang tersebut. Tutup dengan daun yang telah kami sediakan, selanjutnya tutup kembali dengan tanah. Buat api diatasnya yang tidak terlalu besar tetapi menyala dengan konstan. Tunggu beberapa saat, lalu kita buka lubang tadi dan selanjutnya nasi siap untuk dimakan.
4. Memasak dengan menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa yang masih muda. Lalu kupas ujung bagian atasnya yang berfungsi sebagai lubang. Masukkan beras yang kita cuci ke dalam buah kelapa tadi. Masukkan buah kelapa yang sudah diisi beras tersebut ke dalam bara api, tunggu dan beberapa saat sampai nasi matang. Banyak fasilitas dari alam yang dapat kita gunakan sebagai sarana memasak. Hal ini tergantung pada kreatifitas dari survivor
“Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menanam pohon”.
Menyalakan Api Menggunakan Kaca Pembesar :
1. Perhatikan apakah terdapat cukup sinar matahari untuk menghasilkan api menggunakan metode ini. Umumnya Anda membutuhkan sinar matahari yang tidak terhalangi awan agar dapat mengenai kaca pembesar.
Jika Anda tidak mempunyai kaca pembesar, kacamata atau teropong juga dapat digunakan.
Tambahkan udara pada kaca/lensa agar sinar matahari lebih terfokus.
2. Buatlah tumpukan dari bahan-bahan kering, dan letakkan di atas tanah
3. Miringkan kaca pembesar ke arah sinar matahari hingga kaca/lensa membentuk lingkaran sinar kecil yang terfokus pada tumpukan bahan kering. Anda mungkin harus mencoba mengarahkan kaca pembesar dari beberapa sudut untuk mendapatkan sinar yang lebih fokus.
4 . 4. Tahan kaca pembesar pada tumpukan hingga mulai menghasilkan asap dan api. Tiup agar api menyebar.
5. 5. Lalu tambahkan kayu kering untuk membuat api men jadi lebih besar.
Membuat Api Menggunakan Bor Panah :
1. Sekali lagi, siapkan tumpukan bahan kering dari tanaman tanah yang sudah kering.
2. Cari benda seperti batu atau kayu yang berat. Ini akan digunakan untuk memberikan tekanan pada sebuah batang.
3.
Cari sebuah kayu yang panjang dan lentur yang kira-kira sepanjang tangan Anda. Akan lebih baik jika Anda menemukan sebuah kayu yang melengkung. Ini akan digunakan sebagai gagang panah Anda.
4. Buatlah senar panah menggunakan bahan yang kuat dan kasar yang dapat menahan intimidasi. Anda bisa menggunakan tali sepatu, tambang kecil, atau sabuk kulit.
5.
Ikatkan senar seerat mungkin pada kedua ujung panah. Jika belum ada cekungan alami pada busur panah untuk menahan senar, buatlah cekungan ini pada kayu.
6. Cari sebuah kayu yang akan digunakan sebagai macam dasar bor, atau biasa disebut papan api, dan buat torehan berbentuk V pada bagian tengah papan menggunakan pisau atau benda tajam lainnya. Taruh tumpukan bahan kering dibawah torehan berbentuk V tersebut. Karena akan mempermudah dalam menghasilkan api.
7. Taruh tumpukan bahan kering dibawah torehan berbentuk V tersebut. Karena akan mempermudah dalam menghasilkan api.
8.
Gulungkan senar panah pada batang pemutar sekali saja. Pastikan Anda menggulungkan tepat di bagian tengah senar sehingga dapat memiliki cukup ruang untuk memutarnya maju dan mundur.
9. Haluskan salah satu ujung batang kayu hingga runcing untuk mengurangi pengapian pada lubang. Jangan potong ujung tersebut jika sudah mulai membentuk arang sehingga dapat digunakan dalam waktu lebih lama.
10. Tempatkan salah satu ujung pemutar pada torehan di batang papan api, dan tekan ujung atasnya dengan benda penekan yang sebelumnya disiapkan. Pegang benda penekan dengan salah satu tangan Anda.
11. Mulailah menggerakkan panah dengan cepat maju dan mundur, menggunakan tangan Anda yang lain. Gerakan ini akan membuat batang kayu berputar dan menciptakan panas pada dasar papan api.
12. Lanjutkan hingga menghasilkan api, dan pastikan tumpukan bahan kering berada di dekatnya.
13. Bawa api yang telah menyala pada remahan kayu dan lemparkan pada tumpukan bahan kering. Anda juga dapat melemparkan papan api yang menyala pada tumpukan bahan kering.
14. Tiup agar apinya menyebar dan tambahkan kayu kering untuk membuat apinya lebih besar.
E. Jebakan ( Trap )
Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian membuat trap. Perangkap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap terkadang memerlukan bahan lain, seperti : karet, kawat, tali, dan lain sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit. Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis perangkap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik. Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat peralatan sebagai berikut;
• Tali,
adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.
• Pisau,
dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan.
• Memancing,
untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang.
• Racun,
Selain dengan peralatan mancing, pencarian ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.•
Senjata, dalam keadaan bertahan hidup terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, bumerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
Namun ada hal yang harus diperhatikan dalam membuat jebakan dan berikut adalah aturan-aturan dalam membuat jebakan/perankap:
1. hindari terlalu mencemari lingkungan, jangan pernah meninggalkan tanda-tanda pernah berada di sana.
2. hilangkan segala bau-bauan, peganglah perangkap sesdikit mungkin, jika bisa gunakan sarung tangan. Hilangkan bau manusia pada perangkap dengan cara mengasapi bahan-bahan perangkap dengan asap api.
3. kamuflase, samarkan bekas potongan yang baru pada kayu yang digunakan sebagai perangkap dengan lumpur. Tutupi tali atau kawat perangkap yang di tanah agar terlihat lebih alami.
4. buatlah dengan kuat, binatang yang terjebak akan berjuang untuk hidupnya. Setiap bagian yang lemah dari perangkap akan segera rusak.
Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergantung pada kreasi survivor.
CARA MEMBUAT JEBAKAN
Mengenai teknik membuat jerat atau jebakan bisa kalian gunakan ketika dalam kondisi darurat. Berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan dalam membuat jerat untuk menangkap hewan seperti unggas dengan alat dan cara yang sederhana seperti dirangkum dari laman eigeradventure.com.
1. Mencari lokasi yang tepat.
Buatlah jebakan pada jalur yang sering dilalui hewan atau tempat mereka mencari makan.
2. Siapkan peralatan jerat.
Perangkap dibuat dengan jerat yang kuat seperti tali. Kemudian buatlah dengan simpul geser (laso knot) pada tali perangkap. Umumnya untuk hewan yang berukuran kecil seperti unggas, dapat digunakan perangkap tali sederhana yang diletakkan di atas tanah.
3. Simpan umpan seperti beras atau biji-bijian yang sudah kalian persiapkan sebelumnya di dalam survival kit. Jika tidak, kalian juga bisa menggunakan sisa-sisa perbekalan sebagai umpan.
4. Lakukan pengecekan secara berkala dengan rentang waktu yang sudah kalian tentukan.
5. Jika sudah selesai, bersihkan kembali jerat ketika kalian akan meninggalkan lokasi. Selain itu, perhatikan juga untuk tidak menjerat hewan yang dilindungi di kawasan tersebut.
CONTOH JEBAKAN HEWAN UNGGAS
Perlengkapan Bertahan Hidup
Survival Kit adalah satu set peralatan atau suatu kotak/tas peralatan survival yang umumnya dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti gunung, hutan, padang pasir dan pantai serta laut. Perlengkapan yang harus ada dan disiapkan dalam Survival Kit adalah :
• Korek Api
• Lilin
• Kaca pembesar
• Kompas
• Senter kecil
• Kawat gergaji
• Pisau set
• Tali.
• Obat – obatanti biotik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan pendakian merupakan kegiatan yang tergolong ekstrim karena memerlukan daya terampil tinggi serta kesiapan fisik yang mampu. Dan setelah semua kita sudah rasa cukup, maka kita dapat menyiapkan perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin dan juga buatkan daftar barang yang harus dibawa lakukan pengecekan sebelum dan sesudah perjalanan. selain itu peralatan dan perlengkapan yang layak dan lengkap adalah pendukung keberhasilan dan sekaligus sebagai tolok ukur seorang Mountaineer yang profesional. Tak kalah pentingnya keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh ilmu pengetahuan/keterampilan. Pada dasarnya banyak ilmu pengetahuan tentang gunung hutan yang menjadi pokok utama antara: manajemen perjalanan, kelangsungan hidup, konservasi, pendakian, serta navigasi darat.
3.2 Saran
Saran penulis semoga karya tulis sederhana ini bisa menjadi pegangan ketika kita berpetualangan di alam bebas karena segala sesuatunya bergantung pada kesiapan serta kemampuan baik itu fisik dan mental maupun ilmu pengetahuan/skill yang dimiliki.
Belum ada Komentar untuk "MATERI SURVIVAL"
Posting Komentar