MATERI MP3 (MANAJEMEN PERSIAPAN PERLENGKAPAN PERJALANAN)

 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Petualangan di alam bebas telah menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang sepanjang sejarah. Dari zaman primitif hingga era modern, manusia selalu merasa tertarik untuk menjelajahi keindahan alam yang masih murni dan alami. Namun, dengan kemajuan teknologi dan urbanisasi yang semakin meluas, hubungan manusia dengan alam semakin terputus, meninggalkan keinginan untuk kembali menyatu dengan alam bebas.

 Alam bebas menawarkan keindahan yang tak terduga serta tantangan yang menguji keterampilan dan ketahanan manusia. Mulai dari perjalanan mendaki gunung yang menantang, menjelajahi hutan lebat, hingga menjelajahi gurun yang tandus, petualangan di alam bebas memberikan pengalaman yang memicu adrenalin dan memperluas cakrawala manusia. Namun, di balik keindahan dan tantangan yang ada, petualangan di alam bebas juga memiliki risiko yang tidak dapat diabaikan.

Salah satu aspek utama yang perlu dipertimbangkan dalam menjalani petualangan di alam bebas adalah persiapan yang matang. Persiapan yang tepat tidak hanya mencakup kesiapan fisik, tetapi juga kesiapan mental serta pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Memahami kondisi alam, memilih perlengkapan yang tepat, dan mengantisipasi berbagai kemungkinan menjadi kunci kesuksesan dalam menjalani petualangan di alam bebas.

Di era modern ini, akses informasi semakin mudah diperoleh melalui internet dan media sosial. Namun, tidak semua informasi yang tersedia dapat diandalkan secara mutlak . Banyaknya sumber informasi yang tidak diverifikasi dapat menyesatkan dan mengakibatkan persiapan yang kurang optimal. Oleh karena itu, penting bagi para petualang untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya sebelum memulai perjalanan mereka.

Selain itu, petualangan di alam bebas juga memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental. Jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk perkotaan, serta terpapar oleh udara segar dan pemandangan alam yang indah dapat memberikan efek relaksasi dan penyembuhan bagi pikiran dan tubuh manusia. Studi telah menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di alam bebas dapat meningkatkan kesehatan fisik, mengurangi stres, serta meningkatkan konsentrasi dan kreativitas. 

Namun, di balik semua manfaat dan keindahan yang ditawarkan, petualangan di alam bebas juga memiliki sisi gelap yang tidak dapat diabaikan. Risiko cedera, kehilangan, atau bahkan kecelakaan fatal selalu mengintai para petualang yang tidak mempersiapkan diri dengan baik. Terjebak di hutan hitam tanpa persediaan yang cukup atau tersesat di tengah gurun tandus dapat mengakibatkan situasi yang mematikan.

Oleh karena itu, penting bagi setiap petualang untuk memahami betapa pentingnya persiapan yang matang sebelum memulai petualangan di alam bebas. Persiapan yang matang tidak hanya mencakup pembekalan fisik, seperti kebugaran dan keterampilan bertahan hidup, tetapi juga persiapan mental, seperti kemandirian dan ketangguhan mental. Selain itu, pemilihan perlengkapan yang tepat juga menjadi faktor kunci dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan selama berpetualang.

Dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam tentang pentingnya persiapan yang matang sebelum menjalani petualangan di alam bebas. Dari pemahaman tentang kondisi alam yang akan dihadapi, pemilihan perlengkapan yang tepat, hingga teknik bertahan hidup di alam liar, pembaca akan diberikan panduan praktis untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum memulai petualangan mereka. Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat menjalani petualangan di alam bebas dengan lebih aman, nyaman, dan memuaskan.

 

1.2 Rumus Masalah


Berdasarkan  uraian  latar  belakang  di  atas  maka  dapat  disimpulkan bahwa yang  menjadi inti permasalahan adalah “Bagaimana cara mengaplikasikan ilmu tentang manajemen persiapan perlengkapan perjalanan yang baik dan benar?”.              

 


BAB II
PEMBAHASAN


MATERI MP3 (MANAJEMEN PERSIAPAN PERJALANAN) 

Perjalanan yang akan dilakukan harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan ini sangat berguna bagi petualang karena akan mengurangi resiko yang mungkin timbul dalam perjalanan. Sudah sangat sering kita mendengar seseorang atau sekelompok orang meninggal dalam suatu petualangan hanya karena manajemen perjalanan yang kurang baik.

Keinginan untuk berpetualang di alam terbuka menyebabkan para penggiatnya melakukan berbagai kegiatan petualangan dan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran pantai, pengarungansungai berarus deras, panjat tebing, penelusuran gua sampai dengan perjalanan besar yang sering disebut ekspedisi. Berbagai tujuan perjalanan tersebut melanda, mulai dari perjalanan eksplorasi, survei, maupun hanya sekedar jalan-jalan. Semua jenis perjalanan tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kondisi alam yang apabila kita tidak dapat mengatasinya dengan baik akan membawa kita pada keadaan yang membahayakan jiwa. Dalam upaya mengatasi kondisi alam yang selalu berubah itu, sebelum melakukan suatu perjalanan kita wajib melakukan perencanaan yang matang. Sangat konyol bila dalam melakukan petualangan dengan alasan gagah berani ataupun modal nekad dengan menghindari manajemen perjalanan.

Suatu manajemen perjalanan menunjukkan hubungan yang selaras antara persiapan, perjalanan dan perlengkapan serta kesehatan. Artinya dengan persiapan yang matang dan memperhatikan perlengkapan maka seseorang pelaku perjalanan atau petualang akan lebih dapat menikmati perjalanan tersebut, dan juga tidak akan merepotkan rekan satu timnya. Apalagi dengan kondisi kesehatan yang menunjang selama perjalanan. Sebab tidak tertutup kemungkinan karena perjalanan kesehatan dihentikan.


Perencanaan Kegiatan

Ketika anda memutuskan untuk melakukan perjalanan dalam suatu kegiatan, tentu anda harus mempersiapkan segala sesuatunya secara matang, baik personel, logistik, perlengkapan maupun pengetahuan medan. Ketika anda merencanakan untuk kegiatan keluar, tentu anda juga akan mempersiapkan waktu yang ideal dan solid menurut anda, dan Anda tahu betul kemampuannya. Perbekalan dan peralatan yang cukup serta situasi medan dan rute yang akan Anda lalui, kemudian Anda siap untuk melakukan perjalanan. Bahaya tentu saja akan selalu ada baik itu dari Anda dan tim Anda yang menyangkut kesiapan perlengkapan dan peralatan tim maupun pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tim dalam melakukan perjalanan. Bahaya dari luar akan selalu ada, tergantung kesiapan tim dan ketangguhan tim dalam menghadapinya. Mental akan sangat berpengaruh dalam perjalanan anda.


Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan data-data kita dapat memperolehnya dari literatur-literatur yang berupa buku-buku atau artikel-artikel yang kita butuhkan atau dari orang-orang yang pernah melakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju. Tidak salah juga bila meminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentang gambaran lokasi yang akan kita berikan.

Selanjutnya buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detail dan rinci, yang berisi tentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan berlangsung, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa, perkiraan biaya perjalanan, bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur pengelolaan izin mendaki di daerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan sedetail mungkin, mulai dari rincian waktu sebelum kegiatan sampai dengan setelah kegiatan. Aturlah pembagian tugas dengan anggota pendaki yang lain (satu kelompok), tentukan kapan waktu makan, kapan harus istirahat, dan seterusnya.


Untuk merencanakan suatu kegiatan ke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. Ada rumus yang umum digunakan yaitu 4W + 1H, yang kepanjangannya adalah Where, Who, Why, When dan How. Berikut ini aplikasi dari rumus tersebut :

1 . Dimana (Dimana) , untuk melakukan suatu kegiatan di alam, kita harus mengetahui dimana yang akan kita gunakan.
2 . Siapa (Siapa) , apakah anda akan melakukan kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok, siapa yang menjadi pemimpin atau mengetahui kemampuan diri dll.
3. Why (Mengapa) , ini adalah pertanyaan yang cukup panjang dan bisa bermacam-macam jawaban.
4. Kapan waktu pelaksanaan kegiatan tersebut, berapa lama?.
5. How (Bagaimana) merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas. Ulasannya adalah sebagai berikut:
• Bagaimana kondisi tempat
• Bagaimana cuaca disana
• Bagaimana perizinannya
• Bagaimana mendapatkan air
• Bagaimana pengaturan tugas panitia
• Bagaimana materi yang disampaikan.

Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang muncul itulah kita dapat menyusun rencana kegiatan yang di dalamnya mencakup rincian:
1. Pemilihan lapangan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp panitia, pembagian waktu dan sebagainya.
2. Pengurusan perizinan (Kepolisian, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kepala Desa Setempat)
3. Pembagian tugas panitia
4. Penyusunan Rencana Kegiatan
5. Perencanaan kebutuhan peralatan, perlengkapan dan transportasi.
6. Dll.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah Anda akan mendapatkan poin-poin mengenai perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.

 

Faktor Perencanaan Perjalanan

1 . Faktor Alam
Mencakup Pemahaman mengenai lokasi tujuan, daerah yang akan ditempuh, iklim di daerah yang akan dituju, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan lingkungan. Antisipasi hal ini adalah dengan melakukan studi literatur yang baik, analisis peta, pengumpulan informasi dari pemerintah setempat.

2. Faktor Peserta
Merupakan hal yang berhubungan dengan personel peserta perjalanan, mencakup pemilihan personel, pemimpin, hierarki, skripsi dan tanggung jawab masing-masing, serta keterampilan setiap peserta perjalanan.

3. Faktor Penyelenggaraan Mencakup faktor teknis, non teknis, dan semi teknis. • Faktor teknis berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Beberapa hal yang termasuk didalamnya yaitu penyiapan kemampuan personil, skenario dan sistem operasi, sistem pendokumentasian, serta hal yang berkaitan dengan masalah keselamatan. • Faktor daya non teknis yang mendukung operasi yang tidak berhubungan dengan tingkat kesulitan medan. Mencakup masalah administrasi organisasi dan pendukung operasi global. • Faktor semi teknis Faktor ini hanya terdapat pada ekspedisi-ekspedisi besar dan kompleks. Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan tetapi bersifat non teknis. Misalnya masalah komunikasi, tim base camp, tim advance, take in & tim luar, tim penyelamat, dsb. Intinya dalam perencanaan pendakian, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: o Mendapatkan informasi yang lengkap tentang daerah yang ingin dituju (medan, panjang rute, sumber air,dll) o Mengenali kegiatan pokok yang akan ditempuh (bergerak, makan, tidur, penelitian, dll) o Lama perjalanan o Tujuan perjalanan o Mengenal kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan. o Teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh sedapat mungkin. oPikirkan waktu yang digunakan dalam pendakian. o Periksa semua perlengkapan yang akan dibawa. o Keterbatasan kita dalam membawa barang o Dll



Persiapan 

Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan keterampilan.

1. Kesiapan mental.

Mental sangat berpengaruh, karena jika mentalnya sedang bugar, maka fisiknya pun akan bugar, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya.

2. Kesehatan fisik. Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya: Peregangan / peregangan [sebelum dan sesudah melakukan aktivitas olahraga, lakukanlah peregangan, agar tubuh kita dapat melatih fleksibilitasnya]. Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak, dan kecepatan kita selalu bertambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up, dan pull-up. Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahkan porsinya melebihi porsi sebelumnya.

3. Kesiapan administrasi menyiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.

4. Kesiapan pengetahuan dan keterampilan

Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, bertahan hidup, dan EMC [perawatan medis darurat] praktis.


Perlengkapan Secara umum peralatan dapat kita bagi menjadi : 

1. Peralatan dasar , yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti pakaian, peralatan memasak dan makan/minum, peralatan MCK dan peralatan pribadi. 

2. Peralatan khusus , yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau tujuan perjalanan, apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemantapan tebing, dan sebagainya. 

3. Peralatan tambahan yang bisa dibawa atau tidak dan lebih untuk segala hal kenyamanan.

Perlengkapan Dasar : Ransel / carrier. Perlengkapan jalan : o Sepatu o Kaos kaki o Celana lapangan o Ikat pinggang o Baju lapangan o Jaket o Topi o Jas hujan o Dll

Alat bantu perlengkapan jalan o Peralatan navigasi Kompas, peta, penggaris segitiga, busur derajat, pensil, dll. o Lampu Senter Dengan bola lampu dan baterai cadangan. o Pisau Pisau saku serbaguna (multi blade) seperti Victorinox, pisau pinggang, golok tebas, fiunt, pluit, jam tangan. o Peluit o Survival kit: Alat menjahit, tali sepatu cadangan, korek api, gunting kecil, perlengkapan p3k, alat pancing, alat jerat, dll o Jam tangan o Dll 

• Perlengkapan tidur: o Sepasang pakaian tidur o Kaus kaki tebal o Matras o Sleeping tas atau sarung tangan atau kupluk/balaklava atau ponco atau Dll. 

• Perlengkapan masak dan makan: o Kompor lapangan o Bahan bakar o Tempat memasak o Wadah air o Pematik/pembuat api o Alat makan/minum.

• Perlengkapan pribadi :
o Jarum, benang, kancing
o Peralatan ibadah
o Alat tulis/dokumentasi
o Obat pribadi
o Tempat minum
o Peralatan mandi
o Tissue
o Dll

Peralatan Khusus
Peralatan kusus yang berkaitan dengan medan dan tujuan perjalanan. Bila akan mengadakan kegiatan panjat tebing harus membawa tali statis dan dinamis, harness, dsb.
Bila akan mengadakan arung sungai, kita harus membawa peralatan pengarungan. Untuk kegiatan dokumentasi, kita harus menyiapkan peralatan dokumentasi.

Peralatan Tambahan
Peralatan ini tidak harus dibawa namun untuk kenyamanan sebaiknya disertakan :
• Putis, Pembalut betis agar otot-ototnya tetap fit
• Gaiter, Melindungi kaki dari pacet, duri, dan mencegah sepatu masuknya pasir
• Kelambu, Melindungi dari nyamuk dan lebah
• Semir sepatu
• dll.


Packing
Sebelum melakukan kegiatan kita biasanya menentukan terlebih dahulu peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa, jika sudah siap semua maka saatnya mempack barang-barang tersebut ke dalam ransel atau koper. Packing adalah pengepakan barang-barang yang sudah terdata dan pasti akan dimasukkan kedalam carier. Berkemas yang baik menjadikan perjalanan anda nyaman karena ringkas dan tidak menyulitkan. Prinsip dasar yang mutlak dalam mempacking adalah :


Pada saat karir dikenakan beban terberat harus jatuh ke pundak. Mengapa beban harus jatuh kepundak, ini disebabkan saat melakukan pendakian kedua kaki kita harus dalam keadaan bebas bergerak, bayangkan jika salah membawa barang dan beban terberat jatuh kepundak akibatnya kaki tidak bisa bebas bergerak, dan anda menjadi cepat lelah karena beban ransel anda menekan pinggul ke belakang. . Ingat: Pilih barang yang berat di bagian atas dan paling dekat dengan punggung. Barang-barang yang relatif lebih ringan (kantong tidur, pakaian tidur) ditempatkan di bagian bawah.

• Membagi berat beban secara seimbang antara bagian kanan dan kiri bahu. Tujuannya adalah agar tidak menyiksa salah satu bagian bahu dan memudahkan anda menjaga keseimbangan dalam menghadapi jalur berbahaya yang membutuhkan keseimbangan seperti: meniti jembatan dari sebatang pohon, berjalan di tepi jurang, dan keadaan lainnya. 

Pertimbangan lainnya adalah sebagai berikut:
Kelompokkan barang sesuai kegunaannya lalu tempatkan dalam satu kantung untuk mempermudah pengorganisasiannya. Misal : alat mandi ditempatkan dalam satu kantung plastik.


• Maksimalkan tempat yang ada , misal nesting (panci serbaguna) jangan biarkan bagian dalamnya kosong saat dimasukkan ke dalam ransel, isi bahan makanan di dalamnya, misal : beras dan telur.


Menempatkan barang yang sering digunakan pada tempat yang mudah dicapai pada saat diperlukan, misalnya: jas hujan / jas hujan di bagian atas cerier / ransel.


Hindari menggantung barang-barang di luar ransel , karena menggantung barang di luar ransel akan mengganggu perjalanan anda karena tersangkut-sangkut dan berantakan, usahakan semuanya dapat dipacking ke dalam ransel.

Mengenai berat maksimal yang dapat diangkat oleh anda, sebenarnya adalah suatu angka yang relatif, patokan umum idealnya adalah 1/3 dari berat badan anda, tetapi ini kembali lagi ke kemampuan fisik setiap individu, yang terbaik adalah dengan tidak memaksakan diri, lagi pula anda dapat menyiasati pemilihan barang yang akan dibawa dengan selalu memilih barang/alat yang berfungsi ganda dengan bobot yang ringan dan hanya membawa barang yang benar-benar perlu.

Perencanaan Perbekalan Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan : * Lamanya perjalanan yang akan dilakukan * Aktifitas apa saja yang akan dilakukan * Keadaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb) * Terkait dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perjalanan : • Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai. • Terlindungi dari kerusakan, tahan lama, dan mudah ditangani. • Sebaiknya makanan yang siap dihidangkan atau tidak perlu dimasak terlalu lama, sebaiknya air dan bahannya dibakar. • Ringan, mudah didapat • Jenis dan rasa yang variatif • Dll.

Apa Itu Tas  Carrier ?

Carrier  adalah salah satu jenis ransel besar yang biasanya dipakai oleh para  pendaki  atau pendaki gunung.  Carrier  dapat menampung barang bawaan lebih banyak daripada tas punggung biasa.

Selain itu,  Carrier  juga memiliki konstruksi yang kuat dengan rangka logam serta penopang lebar di pinggang dan dada agar lebih nyaman dan stabil saat dipakai untuk kegiatan  outdoor  seperti  hiking . Umumnya dilengkapi pula dengan kantong untuk membawa alat-alat pendukung seperti sleeping bag , matras, dan lainnya. 

Nah, setelah mengetahui pengertian dan fungsi  carrier , sekarang saatnya kita bahas bagaimana cara  packing carrier  yang benar untuk aktivitas mendaki gunung pada pembahasan selanjutnya.


Tips  Mengemas Pembawa

Nah sebelum melakukan kegiatan  di luar ruangan , hal pertama yang harus kamu lakukan adalah  packing  atau mengemas seluruh barang bawaan ke dalam  carrier  dengan rapi dan aman. Bagaimana cara  mengemas carrier  yang efisien? Simak penjelasan Torch berikut ini:

Ketahui Perlengkapan yang Wajib Dibawa

Ada beberapa barang yang mutlak dibawa saat melakukan kegiatan  di luar ruangan  seperti tas  carrier , matras, baju hangat, sleeping bag , tenda , senter, pakaian ganti, makanan dan minuman , obat-obatan, P3K, dan sebagainya. Perhatikan juga cuaca dan durasi kegiatan  di luar ruangan saat menentukan barang bawaanmu.

Jangan Membawa Barang Lebih

Batasan barang bawaan hanya yang memang diperlukan saja. Berat  gendongan  ideal saat  hiking  tidak lebih dari 20% massa tubuh. Lebih dari itu akan melelahkan saat meminumnya.

Mengatur Distribusi Beban

Bagian berat harus berada di punggung, sedangkan bagian yang lebih ringan diletakkan lebih rendah. Penempatan yang tidak seimbang akan membuat punggung cepat lelah. Pengemasan harus menyebar ke seluruh slot pembawa, agar tidak menumpuk di satu titik saja.

Perhatikan Posisi Peletakan Barang

Barang yang sering digunakan diletakkan di tempat yang paling mudah dijangkau. Sementara perlengkapan darurat seperti obat-obatan juga harus mudah diakses. Benda tajam jangan diletakkan terlalu dekat dengan tubuh agar tidak menusuk saat mendaki.

Pilih Tas  Carrier  Anti Air

Tas pembawa yang kedap air, kedap air,  atau  anti air  sangat disarankan untuk digunakan agar barang di dalamnya tetap kering jika terjadi hujan saat perjalanan. Tas ini biasa terbuat dari bahan yang dilapisi oleh bahan  poliester  atau  nilon .

Bawa Tas Tambahan

Beri tas khusus untuk barang-barang yang mudah kotor seperti sepatu, bekas makanan, perlengkapan mandi, dan sebagainya. Kemudian sekat agar tak memindahkan barang lain ke dalam  carrier .

Bungkus Perlengkapanmu

Bungkus perlengkapan penting dengan plastik atau  dry bag . Hal ini berfungsi untuk meminimalkan resiko barang menjadi basah atau rusak akibat rembesan air. Tidak semua  tas carrier  anti air 100%. Jadi semua barang harus tetap memiliki lapisan perlindungan independen.

Pastikan Mengunci Resleting Carrier

Hal ini penting agar barang bawaan tidak mengganggu saat melakukan kegiatan di luar ruangan seperti hiking ataupun trekking. Resleting juga dapat menahan beban agar tak bergeser tempatnya.

Nah, setelah Sobat Torch mengetahui bagaimana cara  packing carrier  yang baik dan benar, tips selanjutnya yang akan kita bahas adalah terkait cara membawa  carrier  dengan nyaman saat mendaki nanti. Yuk, simak penjelasannya di topik selanjutnya!

 

Cara Mengemas Carrier yang Baik dan Benar :

Kegiatan kemah bukanlah hal yang sederhana. Ada persiapan yang dipersiapkan secara matang, salah satunya adalah packing tas carrier. Tas pembawa memiliki kapasitas yang besar untuk membawa perlengkapan kita selama berada di hutan ataupun gunung. Besarnya kapasitas beban tersebut akan membuat berat yang ditanggung oleh tas carrier akan bertambah besar, sedangkan tas carrier tersebut akan ditanggung oleh kita selama kegiatan pendakian. Diperlukan cara mengemas carrier yang benar agar kita merasa nyaman dan tidak cepat merasa pegal karena membawa carrier selama berkegiatan di gunung.

1. Kelompok Barang

Pengelompokan barang dimaksudkan untuk mempermudah dalam pencarian barang tersebut bila diperlukan. Pengelompokan barang juga akan mengurangi resiko lupa akan barang lainnya, karena biasanya satu barang akan berhubungan dengan benda lainnya. Setengah dari saat Anda mengambil tabung gas, pasti Anda akan memeriksa di mana kompor dan peralatan memasak lainnya. Pastikan benda yang akan Anda bawa adalah barang yang telah Anda daftarkan, sehingga akan mengurangi membawa barang yang tidak perlu dan membuat tidak ada barang yang tertinggal.


2. Siapkan Kantong Anti Air

Setelah barang-barang tersebut siap dengan kepadatannya, masukkanlah ke dalam kantong anti air. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar barang bawaan tidak basah saat terjadi hujan. Pastikan kantong anti air tersebut menutup rapat pada barang bawaan Anda seperti sleeping bag, kaos atau sejenisnya, karena hawa dingin dapat masuk dan membuat barang tersebut terasa lembap dan kurang nyaman saat pertama kali dipakai.

Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan dalam mengambil barang sesuai kategori dalam tas pembawa Anda, menghindari barang-barang Anda yang berserakan di dalam tas pembawa Anda.


3. Atur Penempatan



Ada 2 prioritas penempatan barang dalam tas carrier, pertama adalah dengan prioritas berat, yang kedua adalah prioritas kebutuhan .

Penyusunan benda dalam carrier berdasarkan berat dan kebutuhan. 

Warna merah:  beban berat kita letakkan mendekati punggung dan berada di bagian setengah carrier ke atas. Tujuannya adalah membuat beban berat tidak bertumpuk di pinggang dan paha Anda. Titik Anda akan berperan dalam menopang beban tersebut. Benda berat tersebut berupa butiran air atau beras.

Warna oranye:  benda berat ini berukuran sedang, seperti nesting, kompor. Diletakkan di bawah benda berat guna menopang agar tidak meluncur ke bawah.

Warna kuning:  barang ringan yang jarang kita gunakan, seperti menempatkan kantong tidur dan baju ganti di bawah, kemudian menempatkan gulungan tenda di bagian yang mudah dijangkau.

Warna hijau:  Pada area ini kita meletakkan barang dengan sifat ringan yang dapat ditekan ukurannya, serta sering digunakan ketika kondisi mendesak. Seperti mantel, flysheet, cemilan atau tisu bawah.


4. Seimbangkan Tas Carrier

Tas yang Anda bawa harus dalam posisi seimbang. Cara mengetesnya adalah dengan meletakkannya, jika miring ke satu arah, maka segera atur kembali barang yang ada di tas carrier Anda. Tas gendong yang seimbang akan memudahkan Anda dalam bergerak dan melaju di alam bebas.


5. Sisipkan Benda di Luar Tas Carrier

Tas pembawa biasanya memiliki saku-saku kecil di sekelilingnya, bisa kita gunakan untuk menaruh setengah botol minum atau alat pemotong dengan sarungnya. Matras juga bisa kita letakkan di samping tas jinjing dengan posisi vertikal.

Barang kecil lainnya seperti korek api, kompas, senter kecil bisa kita masukkan ke dalam kantong baju kita. Pastikan benda-benda tersebut tidak mengganggu gerakan kita.


6. Jangan Lupa Membawa Tas Kecil

Tas kecil sangat berguna untuk membawa benda-benda kecil dan berharga, seperti dompet, ponsel, plester, kamera saku dan sebagainya. Tas kecil ini ditujukan untuk kemudahan dalam mengambil dan menyimpan benda-benda berharga yang sering kita pakai.

 

7. Peletakan Matras

Baik di dalam maupun di luar tas carrier, pastikan kasur Anda dalam posisi vertikal. Jangan letakkan kasur pada posisi horizontal karena lebarnya akan lebih lebar dari badan Anda. Hal ini menyebabkan pergerakan Anda dapat terganggu ketika kasur tersebut menabrak atau tersangkut sesuatu. Penempatan matras  di dalam tas carrier memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai berikut. 

+  Carrier akan terlihat kokoh, mudah mengatur packing karena dinding carrier menjadi keras

+  Bagian samping terlindungi dari rembesan air.

+  Melindungi lapisan gesekan dalam tas carrier dengan benda-benda yang dibawa.

 Ruangan dalam tas carrier akan berkurang

 Tidak bisa melepas matras saat istirahat karena sudah terjepit.

 Mengeluarkan kasur baru dapat dilakukan dengan mudah setelah sebagian besar barang telah dikeluarkan dari dalam operator.

 Untuk tas berbentuk melengkung, kasur gulungan tidak bisa dimasukkan ke dalam tas pembawa, solusinya dengan membawa kasur aluminium.

Sedangkan, penempatan matras  di luar  tas carrier memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai berikut.

Membuat ruang di dalam tas carrier yang lega

Mudah ketika matras akan digunakan sewaktu-waktu

–  Akan basah saat hujan, solusinya adalah menutup kedua ujung mata dengan plastik.


Tips Membawa  Gendongan

Setelah  berkemas  rapi, hal penting selanjutnya adalah memperhatikan cara membawa  carrier  yang benar agar kamu bisa menikmati petualanganmu dengan lebih nyaman. Berikut tipsnya:

- Pasangkan gendongan dengan tali yang pas di badan. Bahu, pinggang, dan dada mesti nyaman tertata. Ikatannya tidak boleh terlalu kencang atau longgar.

- Mengatur bobot pembawa senyaman mungkin untuk beban tubuh. Ingat, idealnya beban tidak melebihi 20% dari berat badan

- Lakukan peregangan otot leher, punggung, dan tubuh lainnya sebelum berangkat hiking. Otot yang lentur akan sanggup menopang tubuh lebih kuat.

- Berjalan pelan dan waspada terhadap medan. Jangan memaksakan kecepatan saat membawa carrier yang berat.

- Beristirahatlah sejenak dan lepaskan carrier jika mulai pegal. Lakukan senam ringan untuk melemaskan otot.

- Minum air secukupnya selama pendakian agar tubuh tak lemas. Dehidrasi juga dapat memengaruhi daya tahan tubuh untuk menambah beban.



BAB III
PENUTUP
 

3.1 Kesimpulan

Manajemen perlengkapan perjalanan bagi pecinta alam sangat penting untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, dan kesuksesan perjalanan. Dengan persiapan yang matang dan perlengkapan yang sesuai, petualangan di alam terbuka akan menjadi pengalaman yang luar biasa dan berharga.


3.2 Saran 

Saran penulis untuk memastikan persiapan perjalanan ke alam bebas yang lebih baik adalah dengan mempersiapkan diri secara fisik dan mental, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Pastikan juga perlengkapan yang dibawa sesuai dengan rute dan kondisi cuaca, dan tetap ringan namun lengkap. Dengan begitu, petualangan di alam bebas akan lebih seru dan aman. (torch.id, 2024)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Belum ada Komentar untuk "MATERI MP3 (MANAJEMEN PERSIAPAN PERLENGKAPAN PERJALANAN)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel