MATERI ORGANISASI
PENDAHULUAN
Sejak dahulu kala, manusia memiliki hubungan erat dengan alam. Rasa cinta dan ingin menjelajahi untuk menyalurkan kecintaan mereka terhadap alam dan mengasah jiwa petualang. alam tertanam dalam jiwa manusia. Di era modern, organisasi MAPALA hadir sebagai wadah bagi para mahasiswa.
A.
LATAR
BELAKANG
Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara
terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).
Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas yang harus dikoordinasikan
sehingga dapat mewujudkan tujuan dari organisasi yang telah dibentuk.
Setiap organisasi apapun jenisnya membutuhkan aplikasi manajemen dalam
mengelolah tugas serta sumber daya yang dimiliki.
Istilah manajemen atau pengelolaan sendiri adalah seni mengelola sumber
daya yang tersedia, misalnya orang, barang, uang, pikiran, ide, data, informasi
infrastruktur, dan sumber daya lain yang ada di dalam kekuasaannya untuk
dimanfaatkan secara maksimal guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
B. TUJUAN ORGANISASI
Tujuan
organisasi bisa bervariasi tergantung pada jenis organisasinya dan lingkungan
di mana itu beroperasi. Secara umum, tujuan organisasi mencakup:
Misi: Ini adalah pernyataan tentang tujuan
pokok organisasi, mengapa organisasi tersebut ada, dan kontribusinya terhadap
masyarakat atau industri tempat ia beroperasi.
Visi: Ini adalah gambaran tentang keadaan yang
diinginkan di masa depan yang ingin dicapai oleh organisasi. Ini mencerminkan
aspirasi jangka panjang organisasi.
Tujuan Strategis: Tujuan jangka panjang atau
menengah yang membimbing aktivitas organisasi. Ini bisa berupa pencapaian
finansial, pengembangan produk atau layanan, ekspansi pasar, atau pencapaian
tertentu dalam hal pengaruh atau reputasi.
Tujuan Operasional: Tujuan jangka pendek atau tugas harian yang mendukung tujuan strategis. Ini bisa termasuk target penjualan harian, target produksi, atau target efisiensi operasional.
C.
STRUKTUR
ORGANISASI
Mplas
memiliki setruktur organisasi yang terdiri dari:
·
Pembina
·
Ketua
·
Wakil
Ketua
·
Serketaris
·
Bendahara
·
Anggota
D.
POIN-POIN
ORGANISASI
·
Memiliki
struktur organisasi
·
Memiliki
AD/ART (Anggaran dasar Atau Anggaran Rumah Tangga)
·
Memiliki
suatu tujuan
E.
KODE
ETIK PECINTA ALAM INDONESIA
·
Pecinta
alam Indonesia sadar bahwa alam dan isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
·
Pecinta
alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan
tanggung jawabnya terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air.
·
Pecinta
alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai alam
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan
kesadaran menyatakan :Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa Memelihara alam
beserta isinya serta menggunakan sumber daya alam sesuai dengan
kebutuhannya Mengabdi kepada bangsa dan
tanah airMenghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta
menghargai manusia dan kerabatnya Berusaha mempererat tali persaudaraan antara
pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam Berusaha saling membantu dan saling menghargai dalam
pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air Selesai.
v SEJARAH KODE
ETIK PECINTA ALAM INDONESIA
Pada bulan Januari tahun 1974, Kode Etik Pecinta Alam Indonesia
diperkenalkan melalui Gladian Nasional Pecinta Alam IV, sebuah acara yang
diadakan di Pulau Kahyangan dan Tana Toraja. Acara ini diorganisir oleh Badan
Kerjasama Club Antarmaja pecinta Alam se-Ujung Pandang (Makassar) dan dihadiri
oleh 44 perhimpunan pecinta alam dari seluruh Indonesia. Tujuan utama Gladian
Nasional Pecinta Alam IV adalah untuk memfasilitasi pertukaran pemikiran,
pengetahuan, opini, dan keterampilan di bidang kepencintaalaman dan kegiatan di
alam bebas. Selain itu, acara ini juga berfungsi sebagai wadah silaturahmi
antara perhimpunan pecinta alam dari seluruh penjuru Indonesia.
Melalui Gladian Nasional
Pecinta Alam IV ini, terbentuklah Kode Etik Pecinta Alam Indonesia yang berlaku
hingga saat ini. Kode Etik ini menegaskan kesadaran akan tanggung jawab kepada
Tuhan, bangsa, dan tanah air, serta penghargaan terhadap alam sebagai anugerah
Tuhan. Dalam sumpahnya, pecinta alam di Indonesia berkomitmen untuk menjaga
alam, memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.
v MAKNA LAMBANG MPLAS
· MATAHARI: MPLAS ingin menjadi teladan UKM (UNIT KEGIATAN MAHASISWA).
· POHON PINUS: Menyerupai lambang kehutanan republik Indonesia yang menandakan bahwa kegiatan MPLAS tidak lepas dari lambang kehutanan republik Indonesia.
·
BUKIT BARISAN: Menandakan MPLAS lahir di
daerah bukit barisan.
·
AIR ATAU DANAU: Menandakan MPLAS
memiliki kelembutan hati seperti air yang menerima masukan dan teguran.
·
DUA BUAH JEJAK KAKI: Menandakan bahwa
MPLAS selalu memberikan atau meninggalkan kenangan yang mereka jelajahi.
·
8 JURU MATA ANGIN: Menandakan hubungan
antar jelajah tidak terbatas wilayah dan waktu.
·
2 BUAH BATU: Menandakan MPLAS selalu
memiliki kepribadian yang tegar dan kuat.
·
LINGKARAN: Mendakan MPLAS Memiliki
pendirian dan keteguhan yang kuat dalam bertindak pada pihak lain.
· BENDERA MPLAS STB : Menandakan bahwa MPLAS berdiri dibawah naungan STB.
Lambang bukan hanya sekedar gambar, tetapi merupakan representasi visual dari identitas, nilai nilai,dan tujuan organisasi. Setiap elemen dalam lambang memiliki makna dan filosofi yang mandalam, yang menjadi pedoman bagi para anggotanya dalam menjalani kegiatan dan kehidupan. Lambang ini akan menjadi pengingat bagi para anggota MPLAS untuk selalu menjunjung tinggi nilai nilai tersebut dalam setiap kegiatan mereka.
F. SEJARAH KOMUNITAS
PECINTA ALAM DI INDONESIA
Organisasi Mahasiswa Pecina Alam pertama kali
didirikan di Universitas Indoneisa pada 12 Desember 1964 oleh Soe Hok Gie
seorang aktivis yang juga mahasiswa almamater Fakultas Sastra Universitas
Indonesia. Dibentuknya Mapala berasal dari pemikiran Gie yang jenuh akan
situasi politik pada saat itu. Gie yang aktif dalam berbagai kegiatan mahasiswa
bersama para sahabatnya kemudian mendirikan suatu organisasi mahasiswa pecinta
alam yang diberi nama Mapala Prajnaparamita. Prajnaparamita yang berarti Dewi
Pengetahuan.
Tujuan dibentuknya mapala oleh Soe Hok Gie, dkk
adalah menjadi wadah berkumpulnya berbagai kelompok mahasiswa. Bersama Mapala
UI Gie pernah berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Saat
mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata
kepada teman-temannya:
....Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami
adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak
mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat
mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah
air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya
dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula
pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.
Hingga kini, organisasi mahasiswa pecinta alam terus tumbuh dan
berkembang di berbagai kampus di Indonesia. Hingga banyak bermunculan
komunitas-komunitas dan organisasi siswa yang berbasis Pecinta Alam. Tentunya
dengan tujuan yang sama, yaitu mencintai Indonesia dan rakyatnya dari dekat.
v PERAN SOE HOK-GIE
DIRIKAN MAPALA DEMI KENALKAN ALAM DAN RAKYAT
Soe
Hok-gie adalah aktivis mahasiswa yang terkenal begitu vokal ketika masa
Presiden Soekarno. Selain itu Hok-gie, juga mendirikan organisasi Mahasiswa Pecinta
Alam (Mapala) Universitas Indonesia bersama rekan-rekannya. Sebagai seorang
pendaki, tentulah nama Soe Hok-gie bukanlah sosok yang asing lagi. Selain
menjadi seorang aktivis, pria yang lahir di Jakarta pada tanggal 17 Desember
1942 ini terkenal sebagai pecinta alam.
Herman Onesimus Lantang, rekan Hok-gie di Fakultas Sastra Universitas Indonesia mengutarakan alasan mengapa sahabatnya itu memilih naik gunung. Salah satunya adalah Gie begitu kaku soal perempuan. “Ya..daripada main cewek? Gunung dinaikin nggak bakalan bunting, tahu nggak lu? ucap Herman sambil terkekeh
Selain
soal perempuan, menurut Herman, alasan mengapa Soe Hok-Gie memilih mendaki
gunung adalah mengusir kejenuhan atas konflik antar organisasi kemahasiswaan
pada zaman itu. Banyak organisasi mahasiswa yang masuk sebagai onderbouw para
politik tertentu.
Sama
dengan Hok-gie, Herman juga muak dengan iklim politik kampus. Karena dalam
benaknya ide membentuk wadah untuk menampung mahasiswa yang ogah
digolong-golongkan ke dalam partai politik tertentu dan lebih senang
berkegiatan di alam bebas.
Gagasan
Hok-gie itu kemudian disambut rekan-rekannya di Fakultas Sastra. Dirinya
kemudian memimpin rapat pembentukan organisasi pendaki gunung di Ciampea Bogor,
11 Desember 1964 yang kelak disebut Mapala Prajnaparamita cikal bakal Mapala
UI.
Pelantikan
anggota baru berlangsung lima bulan setelah anggota Prajnaparamita berdiri.
Hok-gie kebagian nomor 007. Dijelaskan oleh Herman, nomor itu bukan Hok-gie
yang memilih, kebetulan saja, dan tidak ada hubungan dengan agen rahasia James
Bond.
Tetapi
diakui oleh Herman, peran Hok-gie di Mapala boleh dibilang mirip dengan
mata-mata Inggris fiktif tersebut. Terutama soal bagaimana menyakinkan para
orang tua agar mengizinkan anaknya naik gunung.
“Hok-gie
orangnya sangat santun. Dia juga pintar ngomong. Jadi untuk, merayu orang-orang
kaya di Menteng yang anaknya mau diajak naik gunung. Hok-gie sama gua yang
maju,” kata Herman.
Herman
akan menjaminkan anak-anak yang mereka ajak itu sungguh-sungguh dijaga dan
Hok-gie akan memaparkan alasan-alasan mendasar mengapa seorang mahasiswa harus
naik gunung yang termuat dalam tulisanya di sebuah artikel.
“Tujuan
Mapala ini adalah mencoba membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa
untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah, air, rakyat, dan
almamaternya,” ujar Hok-gie dalam artikelnya berjudul Bersama Mahasiswa UI
Mengikuti Kembali Jalan yang Sudah Hilang di Pangrango.
Ternyata Hok-gie tidak hanya menggunakan gagasan-gagasan itu untuk meluluhkan hati orang tua, tetapi juga mahasiswa. Julianti Taluki Bekti, anggota Mapala nomor 021 merupakan salah satu korban.
Perempuan
yang disapa Luki ini mengenal kegiatan pendakian dari Hok-gie. Sebagai
mahasiswa baru di Fakultas Sastra, dirinya wajib mengikuti perjalanan ke Gunung
Gede Pangrango di Kabupaten Bogor yang dirancang Hok-gie.
Awalnya
dirinya tidak bisa ikut karena sakit. Tetapi dirinya ikut hadir di kampus untuk
mengantar teman-teman yang berangkat pada perjalanan pertama itu. Hok-gie
kemudian menyatakan akan mempersiapkan perjalanan khusus bagi mereka yang tidak
bisa ikut.
Hok-gie
lantas memenuhi janjinya, dia mengajak Luki dan teman-teman lainnya yang belum
sempat mendaki Gede-Pangrango. Pendakian pada sekitar Februari 1967 ini menjadi
perjalanan naik gunung yang pertama bagi Luki.
Tetapi setelah perjalanan tersebut kemudian membuatnya terus-menerus ingin naik gunung. Luki bertutur dirinya ketagihan karena mendapatkan sensasi bisa mengalahkan diri sendiri. Lebih lagi, perjalanan di bawah bimbingan Hok-gie memberikan banyak pengalaman.
“Hok
gie memperkenalkan kami dengan lurah dan anak-anaknya serta mengajak kami
tinggal di sana,” paparnya. Dijelaskan oleh Luki, Hok-gie ketika dalam
perjalanan sering mengutarakan pemikirannya tentang hal-hal berbau masyarakat.
Salah satunya menghormati orang lain meskipun memiliki perbedaan pandangan.
Hok-gie
memang pandai bercerita, menurut Herman, sahabatnya itu memiliki wawasan yang
luas. Ketika sudah bercerita, Hok-gie akan membius orang dalam obrolannya dan
semua orang akan diam mendengarkan.
“Bukan
karena disuruh, tapi karena isi pembicaraannya memang menarik. Apa saja dia
bisa omong: seni, sejarah, politik, bahkan teori tentang cinta,” tuturnya.
v
SEJARAH MPLAS (MAHASISWA PECINTA ALAM SEMESTA)
Mahasiswa
pecinta alam semesta (MPLAS) didirikan pada tanggal 14 Maret 2007 di kamping
ground Aek Nauli oleh sekelompok Mahasiswa Stikom Siantar yang memiliki minat
dan kecintaan terhadap alam. Awalnya, Mplas beranggotakan beberapa orang saja,
namun seiring berjalannya waktu, jumlah anggota Mplas terus bertambah.
PERKEMBANGAN
Pada
tahun 2007, Mplas resmi menjadi organisasi kemahasiswaan di stikom siantar.
Sejak saat itu, Mplas aktif melakukan berbagai kegiatan, Seperti :
Ø Pendakian Gunung
Ø Camping
Ø Jelajah Alam
Ø Susur Sungai
Ø Pengabdian
Masyarakat
Ø Konservasi Alam
Ø Mplas juga Aktif
dalam berbagai kegiatan social dan kemanusiaan, Seperti :
Ø Penanaman Pohon
Ø Pembersihan Sampah
di Alam
Ø Bantuan Korban Bencana Alam
· TANTANGAN
Mplas juga menghadapi berbagai tantangan. Seperti kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian Alam, Perusakan Alam akibat ulah Manusia.
Harapannya Mplas terus membenah dan berkembang. Mplas berharap dapat terus berkontribusi
dalam menjaga kelestarian Alam dan Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya menjaga Alam.
Mapala, Singkatan
dari mahasiswa pencinta Alam, Adalah organisasi kemahasiswaan yang focus pada
kegiatan alam bebas. Tujuan didirikannya mapala secara umum adalah:
1.
Menumbuhkan
kecintaan terhadap alam.
2.
Meningkatkan
kesadaran terhadap kelestarian alam
3.
Mengembangkan
kemampuan dan keterampilan
4.
Membina
persaudaraan dan kebersamaan
5.
Melestarikan
budaya dan kearifan local
MANFAAT BERGABUNG DENGAN MAPALA :
·
Medapatkan
pengalaman baru dan seru di Alam bebas
·
Belajar
tentang flora dan fauna
·
Mengembangkan
kemampuan dan keterampilan
·
Menjalin
persaudaraan dan kebersamaan
·
Menjadi
agen perubahan dalam menjaga kelestarian alam
·
Kebugaran
dan ketahanan tubuh
·
Banyak
bersyukur
·
Melatih
kemandirian
·
Ajang
introspeksi diri
·
Berperan
dalam melestarikan bumi
Melalui Gladian Nasional Pecinta Alam IV ini, terbentuklah Kode Etik Pecinta Alam Indonesia yang berlaku hingga saat ini. Kode Etik ini menegaskan kesadaran akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air, serta penghargaan terhadap alam sebagai anugerah Tuhan. Dalam sumpahnya, pecinta alam di Indonesia berkomitmen untuk menjaga alam, memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak, menghormati masyarakat sekitar, dan mempererat persaudaraan sesama pecinta alam. Kode Etik ini secara resmi disahkan dalam Gladian Nasional Pecinta Alam IV di Ujung Pandang pada tahun 1974.
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan
kesadaran menyatakan :Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa Memelihara alam
beserta isinya serta menggunakan sumber daya alam sesuai dengan
kebutuhannya Mengabdi kepada bangsa dan
tanah airMenghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta
menghargai manusia dan kerabatnya Berusaha mempererat tali persaudaraan antara
pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam Berusaha saling membantu dan saling menghargai dalam
pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air Selesai.
LAMBANG MAPALA
Lambang Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) umumnya memiliki makna dan filosofi yang mendalam,mewakili nilai nilai dan tujuan organisasi.
Sejarah Lambang Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) di Indonesia tidak terdokumentasi secara rapi. Diperkirakan,lambang mapala mulai muncul pada era 1970-an, seiring dengan perkembangan organisasi mapala di berbagai perguruan tinggi.
Awalnya,lambang mapala dibuat secara sederhana,biasanya hanya terdiri dari gambar gunung,pohon,dan tulisan nama organisasi.Seiring berjalannya waktu,desain lambang mapala semakin berkembang dan menjadi lebih kompleks.
BEBERAPA FAKTOR YANG MENDORONG PERKEMBANGAN LAMBANG MAPALA:
· Identitas : Lambang menjadi identitas visual yang membedakan satu organisasi mapala dengan yang lain.
·
Nilai-Nilai : Lambang mencerminkan
nilai-nilai tujuan dan organisasi mapala,seperti kecintaan pada alam,semangat
petualangan,dan pengembangan diri.
· Semangat : Lambang menjadi simbol semangat dan kebanggan bagi anggota mapala.
Lambang ini akan menjadi pengingat bagi para anggota MPLAS untuk selalu menjunjung tinggi nilai nilai tersebut dalam setiap kegiatan mereka.
G. VISI DAN MISI
v
VISI
DAN MISI MAPALA SECARA UMUM
Visi Mapala :
·
Menjadi
Organisasi pelopor dalam bidang Pecinta Alam yang cinta lingkungan dan peduli
terhadap pembangunan masyarakat.
Misi Mapala :
·
Menumbuhkan
kecintaan terhadap alam di kalangan Mahasiswa.
·
Meningkatkan
kesadaran Mahasiswa terhadap pentinganya menjaga kelestarian alam.
·
Mengembangkan
jiwa kepemimpinan, kemandirian, dan keperdulian terhadap lingkungan hidup.
·
Mengembangkan
Kemampuan dan keterampilan Mahasiswa di bidang Pecinta Alam.
·
Menyelenggarakan
kegiatan yang bermanfaat bagi Mahasiswa dan Masyarakat.
·
Melakukan
pelestarian lingkungan hidup dan konservasi Alam
CATATAN :
·
Visi
dan Misi di atas mungkin berbeda untuk setiap mapala. Anda dapat mencari informasi
lebih lanjut tentang visi dan misi mapala tertentu di website atau media social
mereka.
VISI DAN MISI MPLAS :
v VISI MPLAS :
·
Menjadi
organisasi Pecinta Alam yang unggul dalam kelestarian likungan hidup dan
pengembangan sumber daya manusia.
v MISI MPLAS :
·
Menumbuhkan
kecintaan terhadap alam di kalangan Mahasiswa Stikom Siantar.
·
Meningkatkan
kesadaran Mahasiswa Stikom Siantar terhadap pentingnya menjaga kelestarian
alam.
·
Memberikan
wadah bagi Mahasiswa Stikom untuk menyalurkan minat dan bakat mereka dalam
bidang pecinta alam.
·
Melakukan
kegiatan pelestarian alam di lingkungan sekitar Stikom Siantar dan Kota
PematangSiantar.
· Membina hubungan yang baik antara Mahasiswa Stikom Siantar dengan komunitas pecinta alam lainnya.
PENUTUP
MPLAS merupakan organisasi yang memberikan banyak manfaat bagi para anggotanya. Di samping menumbuhkan kecintaan terhadap alam, MPLAS juga membantu mengembangkan karakter dan kepemimpinan para anggotanya.
Dengan semakin maraknya isu kerusakan lingkungan, keberadaan MPLAS sebagai wadah untuk menumbuhkan kecintaan dan kesadaran terhadap alam menjadi semakin penting. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan, diharapkan anggota MPLAS tidak hanya cakap dalam penjelajahan alam, tetapi juga mampu menjadi pelopor dalam gerakan pelestarian lingkungan.
MPLAS telah hadir selama bertahun-tahun sebagai wadah bagi para pecinta alam. Organisasi ini telah melahirkan banyak individu yang tangguh, peduli lingkungan, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Semoga kedepannya, MPLAS dapat terus berkembang dan berkontribusi dalam pelestarian alam serta mencetak generasi muda yang cinta lingkungan dan memiliki semangat berpetualang.
Menjadi anggota MPLAS bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan fisik yang kuat, mental yang tangguh, dan jiwa kerjasama yang tinggi. Melalui makalah ini, penulis ingin menyampaikan rasa penghargaan yang tinggi kepada seluruh anggota MPLAS yang telah berdedikasi dalam menjaga alam dan menebarkan semangat berpetualang.
MPLAS mengajarkan kita untuk menjelajahi alam sekaligus belajar untuk menghormatinya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan MPLAS tidak hanya menguji adrenalin, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Semoga keberadaan MAPALA dapat terus mendorong terciptanya keseimbangan antara hobi berpetualang dengan upaya pelestarian alam.
Belum ada Komentar untuk "MATERI ORGANISASI"
Posting Komentar